1.4.14

Biogas Murni Biometan Untuk Bahan Bakar Alat Mesin Pertanian dan Perahu Nelayan

Biometan RNG diperoleh dengan cara pemurnian biogas dari proses fermentasi biomassa dalam digester biogas . Biomassa antara lain limbah budidaya ( pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan), gulma perairan ( ganggang, eceng gondok, alga), gulma kebun ( alang-alang, serasah, rumput gajah, dan sejenisnya) serta sampah organik.
Larangan pemerintah (dhi. Pertamina) terhadap pembelian BBM di SPBU/ POM Bensin menggunakan drigen atau wadah lainnya membuat petani kesulitan memperoleh bahan bakar untuk operasional alat mesin pertanian maupun, para nelayan menjalankan perahu bermotor.

Dampak terbesarnya adalah petani enggan menggunakan alat dan mesin, mekanisasi pertanian ditinggalkan. Dan, jika sudah demikian maka produktivitas, efisiensi, mutu dan efektifitas pertanian/ pangan, yang selama ini diusahakan dengan alat mesin, akan terhambat.

Namun jangan kecil hati, manajemen KencanaOnline.Com telah bekerja keras menghadirkan mesin (engine), generator dan aneka peralatan pembangkit panas berbahan bakar biogas murni berikut teknik memproduksi biogas hingga memurnikannya (http://www.kencanaonline.com/).

Penemuan dan inovasi biogas menjadi biometan ( setelah biogas dilewatkan pemurnian) terbukti sangat efektif dan bersaing ketika digunakan sebagai bahan bakar pengganti BBM pada generator listrik (genset biogas), menjadi bahan bakar mesin pertanian ( traktor/ tenaga penggerak mesin perontok, pengering/blower, penggiling, motor untuk perahu dan alat mesin lainnya) serta bahan bakar menjalankan pemanas ( Indukan Ayam/ Brooder, burner, tungku dan kompor).

Biometan RNG ( renewable Natural Gas) hasil pemurnian biogas tersebut juga berkualitas setara dengan Compressed Natural Gas (CNG), memiliki sifat dapat dikompresi kedalam tabung bertekanan dengan pompa kompresor pengisian ( filling pumps), dapat dialirkan ke jarak jauh oleh dorongan kompresor khusus serta, memiliki energi pembakaran ( kalori ) hingga > 8000 k Kal/ m3 ( bandingkan dengan solar 9.400 k Kal/ liter).

Maka, yang kini dilakukan adalah ikhtiar mengenalkan pengolahan biomassa ( gulma air, gulma kebun, sampah organik, limbah pertanian dan industri hasil pertanian) dalam digester Biogas, Bio Elektrik dan Pupuk menjadi suatu gerakan mandiri energi oleh petani dan nelayan itu sendiri. Dengan gerakan itu, akan memberi kontribusi bagi penyediaan bahan bakar murah, berbahan baku tersedia dekat di lokasl serta, mengurangi emisi dari pembakaran BBM (fosil) pertanian Indonesia.

Disamping mendapat bahan bakar pengganti BBM tanpa bergantung mutlak pada kemurahan alam saja seperti halnya energi terbarukan lain ( PLTS, PLT Hidro, PLT Angin), lumpur hasil samping produksi biogas adalah bahan penting dan berkualitas bagi Pupuk dan Pemupukan (*)

Tidak ada komentar: